Manajemen pemeliharaan anak pedet, sapi remaja dan dewasa

MAKALAH.
 MANAJEMEN TERNAK POTONG
 Manajemen pemeliharaan anak pedet, sapi remaja
 dan dewasa


Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
nilai tugas pada matakuliah Ilmu manajemen ternak potong

OLEH :
Kelas b
Putra Wiadnyana
L1A1 12 118


JURUSAN PETERNAKAN  FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014.



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA, atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik sesuai dengan yang telah diharapkan sebelumnya. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat dengan mudah menyelesaikannya tepat waktu. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah Ilmu Reproduksi Ternak ini yang telah memberikan kami bimbingan sekaligus tugas-tugas sehingga membuat  kami mampu untuk menyelesaikannya dengan baik dari pengalaman sebelumnya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sesempurna yang diharapakn. Dan mungkin masih banyak memiliki kesalahan-kesalahan baik dari segi isi atau materi maupun dari segi sistematika penulisan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.





Kendari, 08 september 2014.
Penyusun

......................................

DAFTAR ISI.


SAMPUL……………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…...2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..……….3


BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………………………….4

1.1  Latar belakang………………………………………………………….….4

1.2  Perumusan masalah……………………………………………………….5

1.3  Tujuan pembuatan makalah……………………………………………….5


BAB II.
PEMBAHASAN………………………………………………………………………6

2.1 Manajemen Pemeliharaan pedet……..……………..…………………….6

2.2  Manajemen pemeliharaan sapi remaja………………….………………7
2.3 Manajemen pemeliharaan sapi dewasa…….……………………………9

           

BAB III.
PENUTUP………………………………………………………………………….....13

            3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….13

            3.2 saran……………………………………………………………………....13


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...…14





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Pengembangan pembibitan sapi potong memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk daging maupun impor bibit sapi potong. Pembibitan sapi potong sangat tergantung pada keberhasilan program pembesaran pedet sebagai replacement stock.
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi potong. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet muda dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit dibesarkan.
Dengan penanganan dan perawatan yang tepat akan dapat mengoptimalakan performan pedet yang nantinya benar-benar siap menjadi replacement stock menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi. Menurut Muljana (1996), pedet yang harus dipelihara terus setiap tahunnya untuk peremajaan adalah 30% dari jumlah populasi induk.
Usaha penggemukan sapi akhir-akhir ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat maupun daerah yang mengusahakan penggemukan sapi. Dewasa ini usaha penggemukan sapi sudah menyebar ke beberapa daerah. Penggemukan sapi dapat dilakukan secara perseorangan hingga skala usaha yang besar, namun ada pula yang mengembangkan usahanya dalam bentuk kelompok dalam kandang yang berkelompok pula (Siregar, 2006).
Usaha penggemukan mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan dari pertambahan bobot badan dan kotoran (feses) berupa pupuk kandang (bokasi). Besar keuntungan ini tergantung pada pertambahan bobot badan yang dicapai dalam proses penggemukan, lama penggemukan dan harga daging saat penjualan.
Terdapat berbagai pertimbangan yang harus dilakukan dalam memulai usaha penggemukan sapi, yakni metode penggemukan yang dipilih, jenis ternak yang digemukkan, aspek manajemen dan tatalaksana penggemukan. Memperhatikan dari pada latar belakang ini maka penulis membuat karya ilmiah atau makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana system pemeliharaan pedet anak sapi?
b.      Seperti apa manajemen pemeliharaan anak sapi remaja?
c.       Serta bagaimana pemelihara manajemen sapi ketika dewasa?
1.3. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Adapun tujuan Tatalaksana pembuatan makalah ini diantaranya yaitu:
Bertujuan untuk mengetahui system manajemen pemeliharaan sapi potong dari awal pedet, remajanya hingga sapi desawa, tiba saat pemotongan.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Manajemen pemeliharaan sapi pedet
A. Perawatan pedet
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut. Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat. Berikan jerami kering sebagai alas. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir (Imron, 2009).
2. Pemberian Pakan
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai.


B. Sistem Perkandangan
Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk, diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu secara ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi. Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan hariannya pedet tersebut setelah lepas sapih.
Perlakuan ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk. Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui. Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh peternak sesuai dengan umur dan berat badan (Imron, 2009).
c.  Penanganan Penyakit
1. Diare (Mencret)
Ada beberapa langkah untuk mengatasi diare pada pedet yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
· Memperbaiki cairan tubuh pedet. Yaitu dengan memberikan cairan elektrolit/oralit dan susu secara bergantian. Dan juga mengurangi konsumsi susu karena susu bisa menstimulasi banteri ikutan.
· Memberikan antibiotik karena 80% diare disebabkan karena infeksi bakteri, kemudian menambahkan Vitamin C sebagai antistress. Jika pedet tidak mau makan, maka harus ditambah multivitamin dan antipiretik jika suhu badannya lebih dari 39,5 celsius.
· Memperbaiki kondisi kandang menjadi bersih dan kering karena kandang yang buruk sanitasi berpeluang memperparah infeksi.
· Segera pisahkan pedet yang terjangkit dengan pedet yang lain untuk mencegah penularan.
· Mengamati setiap saat kondisinya untuk memastikan pedet tetap aktif.
2. Cacingan
Upaya pengendaliannya saat ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya informasi tentang keadaan toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing, umumnya hanya berkhasiat terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk stadium larva dan telur.
Hal ini karena ternak sapi sewaktu-waktu dapat dijual bila diperlukan. Kepemilikan ternak sapi selain menghasilkan daging juga pupuk, serta kulit dan tulangnya mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bidang industri dan kerajinan.
Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet. Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropik dengan kelembaban tinggi.
2.2. Manajemen pemeliharaan sapi dara
Sapi dara dipelihara agar mencapai berat badan tertentu namun jangan sampai kegemukan. Metode penggembalaan sapi dara ada tiga,yaitu Diantaranya bersama induk, Tersendiri di lapangan untuk setiap sepuluh hari, Ditambat dilapangan atau di kandang. Pemberian Tanda, Penghilangan putting Berlebih, dan Penghilangan Tanduk. Jika heifers terlalu gemuk, mungkin akan terjadi akumulasi lemak pada saluran reproduksi mereka sehingga bisa mengakibatkan berkurangnya fertilitas dan dapat mrnimbulkan distochia. Heifers yang lebih tua dan terlalu gemuk akan lebih mudah mengalami gangguan metabolisme seperti sapi laktasi pada saat calving. Heifers yang terlalu kurus juga akan mengalami penurunan fertilitas serta dikhawatirkan akan menimbukan masalah kesehatan yang lain dibandingkan dengan heifers yang bobot badannya berukuran ideal dan tumbuh secara baik.
Pembesaran sapi dara untuk dijadikan calon induk ditujukan terhadap dua kepentingan, yaitu:
      1) Pengganti Induk
            Pada suatu usaha sapi sangat sering terjadi adanya pengeluaran (culling) sapi induk dalam setiap tahunnya yang mencapai prosentase 25%. Oleh karena itu, jumlah sapi dara yang akan dijadikan seagai induk pengganti (replacement stock) seharusnya disesuaikan dengan jumlah induk yang akan di culling dan ditambah dengan jumlah mortalitas yang mungkin terjadi pada sapi dara tersebut.
 2) Pengembangan Usaha
 Pengembangan usaha dengan cara menambah populasi induk dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a) Membesarkan sapi dara yang berasal dari turunan sapi sendiri (self replacement).
b) Membeli dari luar (new comer replacement).
 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sapi dara (heifers) :
 a. Bangsa sapi
 b. Besar waktu lahir, mempunyai daya lebih besar untuk tumbuh pada waktu dewasa
 c. Pertumbuhan pada periode pedet sampai umur 6 bulan
 d. Pengaruh pakan
 e. Pengaruh kebuntingan pada waktu pertumbuhan
2.2. Manajemen Pemeberian Pakan Sapi Dara
Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali per hari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya
 Untuk sapi dara lepas sapih (umur 3 bulan-6 bulan), pemberian pakan starter (calf starter) mulai digantikan dengan formula pakan konsentrat dengan komposisi pakan protein kasar lebih dari 16 % dan TDN lebih dari 70 %. Adapun pemberian konsentrat ini dilakukan dengan cara bertahap dan di batasi maksimum 2 kg/ekor/hari. Sapi dara berumur 6 bulan keatas sudah mampu mencerna bahan makanan yang serat kasarnya tinggi karena daya cernanya sudah sempurna. Makanan terdiri dari hijauan rumput 20 kg/hari/ekor yang mengandung 12 % atau 13 % protein kasar. Apabila dalam pemeliharaanya berada pada kondisi tropis, makan perlu di tambahkan makanan penguat sebanyak 1-1,5 kg/ekor/hari, dan apabila hijauan jelek makan cukup sekali di beri konsentrat 2-3 kg/ekor/hari.
2.3. Manajemen pemeliharaan sapi dewasa
Ada 4 patokan dalam memilih sapi untuk dewasa, diantaranya :
- Sapi yang berumur kurang dari satu tahun yang akan diperlukan masa kereman selama 8-12 bulan.
- Sapi berumur 1-2 tahun dengan masa kerem selama 6-8 bulan.
- Sapi yang berumur 2-3 tahun dengan masa kereman selama 4-6 bulan.
- Sapi yang berumur 3 tahun keatas dengan masa kereman maksimal selama 4 bulan
Selain dari segi umur juga perlu pertimbangan dari bentuk tubuh sapi yang akan dikerem dapat dipilih kurus, tapi bukan karena penyakit. Kuru dalam artian kurang makanan dan perawatan. Berat ideal sapi yang akan dikerem antara 140-200 kg. Pemberian konsentrat berupa dedak padi +starbio sebanyak 1 kg hari akan memberikan pertambahan berat badan rata-rata 600 gram/hari.

















BAB III
PENUTUP.

3.1. Kesimpulan
Manajemen pemeliharaan pedet, sapi remaja dan, sapi dewasa meliputi penanganan awal, setelah lahir, pemberian pakan (kolostrum dan suplemen), sistem perkandangannya dan penanganan terhadap penyakit.

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu, diharapkan kepada pembaca dapat memberikan keritikan yang membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.



















DAFTAR PUSTAKA


Manajemen pemeliharaan anak pedet, sapi remaja dan dewasa Manajemen pemeliharaan anak pedet, sapi remaja  dan dewasa Reviewed by PUTRA WIADNYANA on 15.15 Rating: 5

3 komentar:

  1. Saya ingin berkongsi dengan anda semua di sini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman saya dari Encik Benjamin yang membantu saya dengan pinjaman sebanyak 400,000.00 Euro untuk memperbaiki perniagaan saya. Ia mudah dan cepat apabila saya memohon pinjaman apabila keadaan semakin kasar dengan perniagaan saya. Benjamin memberi pinjaman saya tanpa berlengah-lengah. di sini adalah e-mel Benjamin / e-mel kenalan: +1 989-394-3740, lfdsloans@outlook.com.

    BalasHapus
  2. Mf gan boleh nanya ya saya mau belajar untuk ternak sapi kalo dari sapi baru lahir sampai dewasa kira kira berapa lama ya sapi jantan dan sapi betina

    BalasHapus
  3. Maaf gan gua kutip dikit kalimat lu buat tugas gua

    BalasHapus

Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.